PMII Rayon FKIP Unej Selenggarakan “SEKAR Pendidikan” 2025: Kaderisasi Kritis dan Berbasis Gerakan

Share

Alapalapnews.com, JEMBER – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember kembali menunjukkan keseriusannya dalam mencetak kader berdaya pikir kritis dan berorientasi gerakan melalui agenda tahunan Sekolah Advokasi Gerakan Pendidikan atau “SEKAR Pendidikan” 2025.

 

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 25–26 Oktober 2025, ini dirancang sebagai ruang penguatan nalar dan strategi gerakan mahasiswa, khususnya dalam merespons persoalan sosial-politik dan pendidikan nasional.

 

Selama pelatihan, peserta dibekali sejumlah materi penting yang menjadi fondasi bagi aktivis pergerakan. Modul Analisis Sosial dan Rekayasa Sosial membahas pentingnya membaca realitas sosial secara tajam serta merancang langkah perubahan yang terukur.

 

Sementara itu, dalam Filsafat Pendidikan Kritis, peserta diajak mendalami hakikat pendidikan melalui perspektif para pemikir kritis agar mampu menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan kemanusiaan dalam praksis pendidikan.

Adapun Manajemen Isu dan Pengkondisian Massa menjadi bagian strategis yang mengasah kemampuan kader mengelola isu publik dan membangun basis gerakan secara cerdas, terarah, dan beretika.

 

“Melalui pengelolaan isu yang sistematis, PMII mampu menjaga arah gerakannya agar tetap relevan dengan konteks zaman dan kebutuhan masyarakat,” ujar Zulfan, Ketua Rayon PMII FKIP Unej.

 

Kegiatan ini turut menghadirkan pemateri dari berbagai latar belakang profesional dan akademik. Sahabat Rusdi (Wartawan Jember) membawakan materi Analisis Sosial dan Rekayasa Sosial.

 

Mohammad Hairul (Kepala SMPN 1 Curahdami, Bondowoso) mengisi sesi Filsafat Pendidikan Kritis, sedangkan Hendara Wahyudi (Anggota KPU Kabupaten Jember) menyampaikan materi Manajemen Isu dan Pengkondisian Massa serta Implementasinya dalam Gerakan PMII.

 

Melalui pelaksanaan SEKAR Pendidikan 2025 ini, PMII Rayon FKIP Unej menegaskan perannya sebagai laboratorium intelektual dan motor perubahan mahasiswa yang berlandaskan nilai-nilai Islam, kebangsaan, dan kemanusiaan di tengah tantangan dunia pendidikan modern.

(Saiful Khamisi)


Share

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *